Kajian Dhuha Selasa, Hilmi : “Pentingnya Menjaga Lisan”.
KUTACANE – Selasa (06/06/2023) Kajian Dhuha kali ini dengan pemateri oleh Hilmi Umniya Fadhilla, A.Md.A.B. yakni selaku Arsiparis Mahkamah Syar`iyah Kutacane, Protokol oleh Widya Al Faridha, A.Md. Do`a oleh Lukman Ar, S.H. dan Shalawat oleh Alyusran Kajian yang dibawakan oleh Hilmi di Mushalla Al-Mizan adalah tentang “Pentingnya Menjaga Lisan”.
Menjaga lisan saat bertutur kata merupakan anjuran untuk umat Islam yang tercantum di dalam alquran dan hadis. Sebaik-baiknya bertutur kata, alangkah baiknya kita sangat menjaga kendali diri melalui apa yang akan kita utarakan yakni lisan. Perumpamaan menjaga lisan sama halnya dengan sebuah pisau–sekali salah menggunakan lisan, kita akan melukai hati seseorang.
![]() |
![]() |
Dalam Islam ada kata pepatah arab atau dikenal dengan Al-Mahfuzhot, yakni : Salamatul insan fii hifzil lisan ”Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan.” Allah juga memperingatkan umat-Nya bahwa ada malaikat yang mencatat setiap ucapan manusia yang baik maupun yang buruk. Allah Ta’ala berfirman: yang artinya “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf [50]: 18)
Keutamaan Menjaga Lisan bagi Umat Islam :
1. Memiliki kedudukan tinggi sebagai seorang Muslim
Dengan menjaga lisan, umat islam akan terhindar dari perkataan-perkataan yang berujung pada dosa. Suatu hari Rasulullah SAW ditanya, "Siapakah Muslim yang paling utama?" Kemudian beliau menjawab, "Orang yang bisa menjaga lisan dan tangannya dari berbuat buruk kepada orang lain." (HR. Bukhari).
2. Dijanjikan surga
Orang-orang yang mampu menjaga lisannya dari ucapan buruk dan tidak berguna, baginya dijanjikan surga oleh Allah SWT. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis yang berbunyi:
Dari Sahl bin Sa'ad r.a., Rasulullah Muhammad SAW bersabda, "Barang siapa yang dapat memberikan jaminan kepadaku tentang kebaikannya apa yang ada di antara kedua tulang rahangnya; yakni mulut atau lidah, serta antara kedua kakinya; yakni kemaluannya, maka saya memberikan jaminan surga untuknya." (HR. Al-Bukhari).
![]() |
![]() |
3. Dijauhkan dari kebinasaan
Dalam sebuah hadis, Rasulullah menjelaskan bahwa orang-orang yang berbicara tanpa berpikir terlebih dahulu dan tidak mampu menjaga lisannya, maka ia akan binasa di akhirat. Bahkan wajahnya akan tersungkur dalam neraka.
Rasulullah SAW bersabda ketika berbincang dengan Mu'adz bin Jabal r.a., "Maukah aku beritahukan kepadamu tentang kunci semua perkara itu?" Jawabnya: "Iya, wahai Rasulullah." Maka Beliau memegang lidahnya dan bersabda, "Jagalah ini". Ia bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kami dituntut (disiksa) karena apa yang kami katakan?" Maka Beliau bersabda, "Celaka engkau. Adakah yang menjadikan orang menyungkurkan mukanya di dalam neraka selain ucapan lisan mereka?" (HR. Tirmidzi).
4. Mendapatkan ridha Allah SWT
Di dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya seseorang berbicara dengan satu kalimat yang diridhai oleh Allah dan dia tidak menyangka akan sampai kepada apa (yang ditentukan oleh Allah), lalu Allah mencatat keridaan baginya pada hari dia berjumpa dengan Allah." (HR. At Tirmidzi, Ibnu Majah, Al- Imam Malik dan Ahmad).
5. Dekat dengan Nabi Muhammad SAW di surga kelak
Lisan dan tulisan yang senantiasa terjaga baik merupakan fondasi akhlak yang baik. Siapa yang menjaga akhlak baiknya akan membawa dirinya dekat dengan Nabi SAW di surga.
"Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat tempat duduknya denganku pada hari kiamat adalah kalian yang paling baik akhlaknya." (HR. Ath-Tirmidzi). (BP)