berAKHLAK removebg previewheader ms kutacane 2021

Kajian Ramadhan MS Kutacane | Senin, 27 Maret 2023

on .

on .

KUTACANE - Siang ini dengan penceramah atau pemateri dibawakan oleh Ibnu Mujahid, S.H. yakni selaku Hakim pada Mahkamah Syar`iyah Kutacane dengan Protokol Fakhruddin, S.E. (Kasubbag PTIP) sekaligus Ketua Mushalla Al-Mizan Mahkamah Syar`iyah Kutacane. Kajian perdana awal Ramadhan yang dibawakan oleh Ibnu hari ini adalah tentang "3 FASE UTAMA RAMADHAN". dalam ceramahnya Ibnu Menyampaikan dalam sebuah hadist riwayat al-Tirmidzi dan Ibn Majjah berikut ini, yang artinya : Artinya, “Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Ketika tiba awal malam bulan Ramadhan, para setan dan pemimpin-pemimpinnya dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup dan tidak ada yang dibuka. Pintu-pintu surga dibuka dan tidak ada yang ditutup, lalu ada penyeru yang berseru, “Hai orang yang mencari kebaikan, teruskanlah. Hai orang yang mencari keburukan, berhentilah. Sesungguhnya Allah membebaskan orang-orang dari neraka, dan itu terjadi pada setiap malam”.Dan hadist yang lain juga dikatakan, yang artinya : “Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, sedangkan akhirnya adalah terbebas dari neraka.”

ibnu2
Kewajiban kita sebagai umat Islam yaitu melaksanakan sholat lima waktu, juga berpuasa pada bulan Ramadhan. Terkait bulan Ramadhan, selama 30 hari puasa di bulan Ramadhan ada tiga fase yang dilalui dan dibagi dalam 10 hari pertama, 10 hari kedua, dan 10 hari ketiga. Setiap fase tersebut mempunyai banyak keutamaan.

Keutamaan 10 hari pertama, Pada 10 hari pertama puasa di bulan Ramadhan, ini adalah fase Rahmat. Fase ini akan menjadi yang paling sulit dengan banyak keutamaan dikarenakan butuh adaptasi dan penyesuaian diri untuk berpuasa.

Fase ini juga menjadi fase tersulit dan terberat karena merupakan fase peralihan dari kebiasaan pola makan normal menjadi harus menahan lapar dan haus mulai dari subuh hingga magrib. Di sisi lain, 10 hari pertama merupakan fase yang paling banyak disediakan pahala.           

Pada fase ini dibukakan pintu rahmat yang seluas-luasnya. Sebagaimana dalam QS. Al-zalzalah ayat 7 dan 8 disebutkan "fa may ya'mal miṡqāla żarratin khairay yarah. wa may ya'mal miṡqāla żarratin syarray yarah". Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan) nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan) nya.

ibnu4

Kemudian, 10 hari kedua adalah fase maghfiroh (ampunan). Nabi Muhammad SAW menyampaikan, di 10 hari kedua Ramadhan supaya kita mengejar ampunan dari Allah SWT. Maghfiroh itu diberikan khusus di waktu tersebut demi keselamatan orang yang berpuasa dari dosa-dosa yang telah dilakukannya sebagai bentuk kasih sayang Allah. Maka, sungguh merugi kepada mereka yang hingga memasuki sisa waktu terakhir di 10 hari kedua Ramadhan tidak memiliki keinginan kuat menyambut tawaran ampunan Allah. Di dalam Surah Ali `Imran: 133 dijelaskan, "dan bersegeralah kamu menuju ampunan (maghfiroh) Tuhanmu."

ibnu5

10 (sepuluh) hari akhir Ramadhan sebagai fase pembebasan dari api neraka. Sebagaimana diriwayatkan oleh sahabat Salman Al Farisi: “Adalah bulan Ramadhan, awalnya rahmat, pertengahannya maghfiroh dan akhirnya pembebasan dari api neraka.” Sepuluh terakhir ini merupakan penutupan bulan Ramadhan, sedangkan amal perbuatan itu tergantung pada penutupannya atau akhirnya. Sepuluh akhir Ramadhan merupakan pamungkas bulan ini, sehingga hendaknya setiap manusia mengakhiri Ramadhan dengan kebaikan, yaitu dengan mencurahkan daya dan upaya untuk meningkatkan amaliyah ibadah di sepanjang sepuluh hari akhir Ramadhan ini. Dalam sepuluh hari terakhir Ramadhan di duga turunnya lailatul qadar, karena lailatul qadar bisa juga turun pada bulan Ramadhan secara keseluruhan. Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkan di dalamnya Al Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan dari petunjuk dan pembeda antara yang hak dan yang batil. Bulan puasa ladang beramal, Al-Qur’an dan hadits sahih menunjukkan bahwa lailatul qadar itu turun di bulan Ramadhan. Dan boleh jadi di sepanjang bulan Ramadhan semua, lebih lagi di sepuluh terakhir Ramadhan.“Puasa tidak hanya menahan diri dari hawa nafsu. Namun juga menahan pikiran, hati dan panca indra dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa. mendengar, membaca, dan mengamalkan Al-Quran tentu akan menjadi syafaat. Bulan puasa adalah ladang untuk menanam dan memanen kebaikan,” tutup Ibnu sesuai 3 Fase yang disampaikan tadi tadi  untuk persiapan yaumul akhir nanti, aamiin yaa robbal `aalamiin. (BP)