berAKHLAK removebg previewheader ms kutacane 2021

Rutinitas Kajian Dhuha Selasa MS Kutacane

on .

on .

Selasa, 28 Februari 2023.
KUTACANE - Rutinitas Kajian Dhuha pada Mahkamah Syar'iyah Kutacane dilaksanakan setiap hari selasa paginya. Acara kajian dhuha hari ini dengan penceramah atau pemateri dibawakan oleh Renata Tilanda Maharani Hasibuan, S.H., Protokol oleh Kamtina, S.H.I., Do`a oleh Suherdi, S.Ag., dan sebagai penutup Shalawat yang dipandu oleh Alyusran sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh Ketua Mushalla Al-Mizan Mahkamah Syar`iyah Kutacane. 
2
Kajian yang dibawakan oleh penceramah hari ini adalah tentang "HAKIKAT DUNIA". dalam ceramah singkatnya Renata Haasibuan menjelaskan ada 3 (tiga) hal tentang makna "DUNIA" dan alasan penyebutannya yang dikutip dari Syeikh Shalih Al-Munajjid, yaitu : 
3

Pertama, karena dunia (al-hayātu ad-dunyā) terambil kata danī’ yg berarti rendah; seperti posisi dan jabatan manusia di dunia menunjukkan itu. Berbeda dengan surga (jannah) yang disifati ‘āliyah (tinggi). Allah SWT berfirman:

فِی جَنَّةٍ عَالِیَةٍ

Dalam surga yang tinggi, [Surat Al-Haqqah 22]

5

Kedua, karena singkatnya waktu kehidupan di dalamnya, seperti ditunjukkan dalam beberapa ayat dalam al-Qur’an. Perumpamaan singkatnya adalah seperti waktu pagi menuju Dhuha.
Allah SWT berfirman:

كَأَنَّهُمۡ یَوۡمَ یَرَوۡنَهَا لَمۡ یَلۡبَثُوۤا۟ إِلَّا عَشِیَّةً أَوۡ ضُحَىٰهَا

Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari. [Surat An-Nazi’at 46]

8

Dalam ayat lain, Allah berfirman:

كَأَنَّهُمۡ یَوۡمَ یَرَوۡنَ مَا یُوعَدُونَ لَمۡ یَلۡبَثُوۤا۟ إِلَّا سَاعَةً مِّن نَّهَارِۭۚ بَلَـٰغٌۚ فَهَلۡ یُهۡلَكُ إِلَّا ٱلۡقَوۡمُ ٱلۡفَـٰسِقُونَ

….Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik. [Surat Al-Ahqaf 35]

Ibarat lain, celupan tangan kita, dunia hanyalah tetesan air darinya, sedikit dan cepat menetes, tapi menentukan nasib kita di Akhirat.

9

Ketigaad-dunyā berasal dari akar kata (د ن ي) yang salah satu bentuknya adalah دناءة, yang berarti kehinaan.

Dunia diibaratkan seperti tong sampah bau busuk, tapi manusia malah berlomba-lomba meraihnya. Jika pun ada nikmatnya, ia sejatinya hanya seperti ujung sayap nyamuk, sangat kecil.

Dalam sebuah riwayat, diceritakan bahwa suatu hari Umar bin Khattab sedang berjalan bersama para sahabat, lalu mereka melewati sebuah tempat sampah dan para sahabat menutupi hidung mereka. Umar bin Khattab lalu menjelaskan bahwa seperti itulah dunia.

Dari Sahl bin Sa’id as-Sa’idi radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ كَانَت الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ الله جَنَاحَ بَعُوضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِراً مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ

“Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir” (HR. Tirmidzi, dan dia berkata: ‘hadits hasan sahih’)

10

Kesimpulan :

Maka secara sederhana bisa kita gambarkan bahwa dunia itu rendah secara geografis, singkat secara waktu, dan hina secara hakikat. Dengan memahami hal ini, sikap kita yang benar adalah tidak lalai terhadapnya, tidak menghabiskan waktu untuk sesuatu yang sia-sia. Jangan sampai kita menjadi apa yang disebut dalam ayat “Bal tu’tsirūna al-hayāh ad-dunyā wal ākhiratu khayrun wa abqā”.

7

Sebaliknya, kita menggunakan kehidupan di dunia ini sebagai ladang amal, untuk bekal menuju akhirat yang kekal. Tentu kita tahu, orang yang beruntung adalah ia yang ringan beban dosanya, berat timbangan amalnya.

Wallāhu A’lam.

Semoga kajian ini Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan keluarga besar Mahkamah Syar'iyah Kutacane.
aamiin yaa robbal`aalamiin. (Tim IT MS Kutacane)